liputanmedia.id – Belakangan ini, banyak orang tua dibuat panik karena tabungan pendidikan anak diblokir PPATK. Dana yang seharusnya digunakan untuk biaya sekolah tiba-tiba tak bisa diakses. Apa yang sebenarnya terjadi?

Menurut PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan), pemblokiran dilakukan karena mereka mendeteksi transaksi mencurigakan. Meskipun begitu, banyak pihak merasa langkah ini terlalu tergesa. Terlebih lagi, yang terdampak adalah anak-anak yang tidak tahu-menahu soal urusan keuangan.

Sebagai contoh, ada orang tua yang menabung sejak anaknya masih balita. Mereka menyisihkan penghasilan secara rutin demi masa depan pendidikan. Namun, karena satu transaksi dianggap mencurigakan, seluruh saldo dibekukan. Akibatnya, proses masuk sekolah atau kuliah pun ikut terganggu.

Namun demikian, pihak PPATK menyatakan bahwa pemblokiran ini bersifat sementara. Setelah proses klarifikasi selesai dan dana dinyatakan bersih, rekening bisa kembali digunakan. Meski begitu, masyarakat berharap agar proses ini bisa berjalan lebih cepat dan tidak menyulitkan.

Selain itu, beberapa pakar keuangan juga menyarankan agar masyarakat lebih teliti dalam melakukan transaksi. Hindari menerima dana dari sumber yang tidak jelas. Bila memungkinkan, pisahkan rekening pribadi dan rekening pendidikan agar tidak terkena imbas jika ada masalah hukum.

Kesimpulannya, kasus tabungan pendidikan anak diblokir PPATK harus menjadi pelajaran bersama. Pemerintah perlu meningkatkan sistem pengawasan tanpa merugikan pihak yang tidak bersalah. Sementara itu, masyarakat perlu lebih waspada agar dana pendidikan anak tetap aman.

📌 Baca Juga : Pabrik Gula di Netflix: Bongkar Realita Buram Industri Manis